Kita Kita adalah sebuah film komedi-romantis Filipina yang rilis pada tahun 2017. Mula-mula, sebelum menonton, kupikir film ini adalah film Indonesia atau Jepang. Ketika melihat judulnya, kukira ini film Indonesia (karena kata “kita”). Selain itu, aku melihat tokoh cowok-nya sekilas seperti Dodit Mulyanto, jadi kukira ini film Indonesia. Kulihat posternya, kukira film Jepang karena ada tulisan Katakana-nya. Kita Kita dapat diartikan aku melihatmu.
(sumber
gambar: https://en.wikipedia.org/wiki/Kita_Kita)
Saat
menonton film ini, wajah tokoh cewek-nya
mengingatkanku pada adik kelasku sewaktu aku duduk di bangku SMA, namanya dek Bimbi (Vimbi). Dengan rambut yang
panjang dan tubuh yang tinggi.
Lea, tokoh utama, seorang cewek asal Filipina yang tinggal di Jepang, sudah bertunangan dengan Nobu (cowok Jepang) selama 2 tahun, gagal menikah. Lea bekerja sebagai pemandu wisata velotaxi di Kota Sapporo, Hokkaido, Jepang. Dalam film ditampilkan tempat-tempat terkenal di Sapporo, seperti Taman Odori dan Menara Jam Sapporo.
Bahasa yang digunakan dalam film ini adalah bahasa Jepang, Inggris, dan Tagalog. Bahasa Tagalog merupakan bahasa yang paling dominan digunakan. Film ini bercerita melalui dua sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang Lea (tokoh utama cewek asal Filipina, diperankan oleh Alessandra de Rossi) dan kedua, dari sudut pandang tokoh utama cowok yang diperankan oleh komedian Filipina, Empoy Marquez (dalam film ia bernama Tonyo).
Lea yang gagal menikah dengan Nobu karena Nobu berselingkuh dengan teman kerja Lea (Aiko) diam-diam mendapatkan bantuan dari Tonyo sebelum Tonyo benar-benar berkenalan dengan Lea. Tonyo membantu Lea untuk mengungkap perselingkuhan Nobu. Setelah Lea melihat Nobu berselingkuh dengan mata kepalanya sendiri, Lea pun pergi. Saat pergi tiba-tiba saja pandangan Lea kabur, setelah itu Lea terjatuh tak sadarkan diri.
Diceritakan bahwa suatu hari Lea sudah dalam keadaan tidak bisa melihat. Itu adalah kebutaan sementara yang disebabkan karena stres. Lea suka duduk di kursi depan rumahnya setiap pagi. Di setiap pagi itu pula Tonyo yang memang sengaja mencari tempat tinggal yang berdekatan dengan Lea datang ke tempat Lea untuk megajaknya berkenalan. Lea tidak suka dengan kedatangan Tonyo yang menurutnya mengganggunya hampir setiap hari. Tonyo tidak putus asa, sekali-sekali ia membawakan makanan untuk Lea. Pada awalnya Lea tak pernah mau memakan makanan yang diberikan Tonyo, namun akhirnya Lea memakan makanan pemberian Tonyo dan mulai menerima kehadirannya.
Tonyo mengajak Lea berjalan-jalan. “Memangnya kenapa kalau kau buta? Aku bisa menjadi matamu dan kau bisa menjadi pemandu wisataku.” Ucap Tonyo. Setelah itu Lea dan Tonyo pun sering berjalan-jalan bersama dan mereka menjadi semakin akrab.
Beberapa waktu pun berlalu dan akhirnya secara tiba-tiba penglihatan Lea kembali. Namun Lea harus menerima kepahitan karena baru saja ia dapat melihat, ia harus rela kehilangan Tonyo untuk selama-lamanya.
Lalu, dikisahkan cerita dari sisi Tonyo. Tonyo berhenti dari pekerjaannya, putus dengan pacarnya, merasa frustasi, kemudian memutuskan untuk pindah dari Tokyo menuju Sapporo. Seperti takdir atau mungkin hanya kebetulan, saat ia hendak berswafoto tiba-tiba Lea berjalan di belakangnya dan menghadap kamera Tonyo. Lalu Tonyo mengikuti kemana Lea pergi, Tonyo sering tidur di jalanan dekat rumah Lea dan Lea sering memberi makanan kepada Tonyo. Lea tak pernah sadar bahwa sebenarnya ia sudah pernah beberapa kali bertemu dengan Tonyo sebelum mereka benar-benar berkenalan. Tonyo sering mengamati Lea dan dari situlah dia akhirnya membantu Lea mengungkap perselingkuhan Nobu. Tonyo menyewa tempat tinggal persis di seberang rumah Lea. Saat Lea kehilangan penglihatannya, Tonyo mulai memberanikan diri untuk berkenalan dengan Lea. Inilah yang dijelaskan di awal film. Sampai akhirnya Tonyo dan Lea menjadi dekat.
Tonyo menulis surat yang menyampaikan harapannya agar Lea bisa melihat lagi. Surat itu dibaca oleh Lea setelah Tonyo pergi. Tonyo mengatakan bahwa ialah pria di jalanan yang selalu diberi Lea makanan. Lea menangis membaca surat itu. Lea mengenang Tonyo dengan mengunjungi tempat-tempat yang dulu pernah ia datangi bersama Tonyo. Merasakan setiap kehangatan dan kehadiran Tonyo. Diiringi lagu Two Less Lonely People in The World (dinyanyikan oleh KZ Tandingan dari lagu asli Air Supply).
Sungguh tak kusangka ternyata cerita berakhir dengan akhir yang sedih.
Saat kau bisa melihat, kau tidak melihatku.
Tetapi saat kau tidak bisa melihat, kau melihatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar